Debat parlementer adalah wadah dimana para anggota parlemen atau lembaga legislatif suatu negara berdiskusi tentang undang-undang, kebijakan, atau hal-hal yang berkaitan dengan ketatanegaraan.
Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan atau penolakan terhadap suatu usul atau mosi tertentu.
Dalam dunia debat parlementer, terdapat berbagai peraturan dan tata tertib yang harus diikuti oleh para peserta. Mari kita simak lebih lanjut!
Tim Afirmasi dan Tim Oposisi
Dalam setiap debat parlementer, dua tim berperan utama: tim afirmasi dan tim oposisi. Tim afirmasi adalah kelompok yang mendukung atau setuju dengan mosi yang diperdebatkan.
Sementara tim oposisi adalah kelompok yang menentang atau tidak setuju dengan mosi tersebut. Setiap tim terdiri dari tiga orang, yakni pembicara pertama, pembicara kedua, dan pembicara ketiga.
Langkah Awal: Opening Statement
Peraturan pertama yang harus diperhatikan adalah tim afirmasi harus mengungkapkan gagasan awalnya dalam opening statement. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk secara jelas menyampaikan posisi dan alasan mendukung mosi yang sedang diperdebatkan.
Penyangkalan dan Sanggahan
Tidak hanya tim afirmasi yang memiliki hak berbicara, tim oposisi dapat menyanggah argumen tim afirmasi selama penyampaian pendapat. Ini menciptakan suasana debat yang dinamis dan memungkinkan berbagai sudut pandang untuk diajukan.
Interaksi Antar Tim
Penting untuk dicatat bahwa setiap tim dapat menyanggah dan menolak pendapat serta sanggahan dari tim lawan. Ini menciptakan dialog yang intens dan memerlukan keterampilan persuasif yang baik dari setiap anggota tim.
Moderator dan Waktu Persiapan
Seorang moderator bertugas mengatur jalannya debat dan memberikan penilaian. Moderator ini sangat penting untuk memastikan kelancaran proses debat.
Sebelumnya, tim diberikan waktu 30 menit untuk persiapan sebelum debat dimulai. Ini adalah momen penting di mana strategi dan argumen disiapkan dengan matang.
Pembatasan Bantuan dan Media
Dalam semangat fair play, tidak diperkenankan mendapat bantuan dari pihak mana pun dan media apapun selama debat berlangsung. Hal ini bertujuan untuk menegakkan prinsip keadilan dan memastikan bahwa debat dilakukan berdasarkan kemampuan dan pengetahuan peserta.
Pembagian Waktu
Waktu dalam debat parlementer adalah aspek kritis. Walaupun dapat bervariasi tergantung pada penyelenggara debat, sistem pembagian waktu sering menggunakan pola 5-7-7-2.
Artinya, maksimal 5 menit bagi pembicara pertama masing-masing tim, 7 menit bagi pembicara kedua dan ketiga masing-masing tim, dan 2 menit bagi pembicara penyimpul masing-masing tim.
Peran Masing-Masing Pembicara
Pembicara pertama memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan latar belakang dan urgensi mosi. Mereka membuka debat dengan memberikan pemahaman yang jelas tentang mengapa mosi tersebut penting.
Pembicara kedua memiliki peran untuk menyampaikan argumentasi dan analisis lebih lanjut. Selain itu, mereka harus siap menyanggah argumentasi lawan, menunjukkan kelemahan, dan memperkuat argumen timnya.
Pembicara ketiga berada dalam posisi untuk menyimpulkan jalannya debat. Mereka harus meyakinkan juri bahwa argumentasi timnya lebih baik daripada tim lawan, merangkum poin-poin kunci, dan memberikan kesan yang kuat untuk memenangkan debat.
Kesimpulan
Sobat Gen Z, semoga penjelasan tentang peraturan dalam debat parlementer ini bermanfaat, bagi Anda yang tertarik belajar lebih dalam atau bahkan mengikuti kompetisi debat.
Ingatlah bahwa keberhasilan dalam debat tidak hanya ditentukan oleh kefasihan berbicara, tetapi juga oleh kemampuan menyusun argumen yang kuat dan meyakinkan. Selamat mencoba!
Saya Nisrina Khalel, S.Si, Praktisi Pendidikan & S1 Pendidikan Biologi dari Universitas Negeri Padang. Fotografer, Videografer, Konten Kreator, dan Sekretaris di Yayasan Wakaf Edukasi Islami Pariaman. Penuh dedikasi pada kemanusiaan, pendidikan, lingkungan, dan budaya, merefleksikan cerita melalui tulisan, foto, dan video. Penulis di gen-z.biz.id.