Indonesia telah mengalami berbagai periode dalam sejarah demokrasinya. Salah satu periode yang paling kontroversial adalah masa demokrasi terpimpin yang berlangsung dari tahun 1957 hingga 1966. Periode ini ditandai dengan dominasi militer dalam pemerintahan dan banyak konfrontasi yang terjadi di dalamnya.
Latar Belakang Masa Demokrasi Terpimpin
Masa demokrasi terpimpin dimulai setelah Indonesia mendapatkan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Pada awalnya, Indonesia mengadopsi sistem demokrasi parlementer dengan presiden sebagai kepala negara. Namun, pada tahun 1957, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang mengubah sistem tersebut menjadi demokrasi terpimpin.
Tujuan dari perubahan ini adalah untuk memberikan stabilitas politik dan meningkatkan efisiensi dalam pemerintahan. Namun, dalam pelaksanaannya, demokrasi terpimpin justru menjadi masa yang penuh dengan konfrontasi.
Peran Militer dalam Masa Demokrasi Terpimpin
Pada masa demokrasi terpimpin, militer memegang peranan yang sangat dominan dalam pemerintahan. Di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, militer diberikan kekuasaan yang luas, termasuk dalam pengambilan keputusan politik dan ekonomi.
Hal ini menyebabkan terjadinya ketegangan antara militer dan kelompok-kelompok politik yang tidak setuju dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Konfrontasi-konfrontasi tersebut tidak jarang berujung pada kekerasan dan penindasan terhadap oposisi politik.
Konflik Ideologi dan Politik
Pada masa demokrasi terpimpin, terjadi konflik ideologi dan politik yang sangat kentara. Presiden Soekarno menganut ideologi demokrasi terpimpin yang menekankan pentingnya peran negara dalam mengatur dan mengendalikan segala aspek kehidupan masyarakat.
Di sisi lain, terdapat kelompok-kelompok politik yang menentang ideologi ini dan menginginkan sistem demokrasi yang lebih liberal. Konfrontasi antara kedua pihak ini sering kali berujung pada ketegangan politik dan sosial yang tinggi.
Konfrontasi dengan Negara Tetangga
Tidak hanya konfrontasi internal, masa demokrasi terpimpin juga ditandai dengan konfrontasi dengan negara-negara tetangga. Pada tahun 1963, Indonesia terlibat dalam konfrontasi dengan Malaysia yang baru saja merdeka.
Pemerintah Indonesia saat itu menganggap bahwa Malaysia merupakan negara boneka yang dirancang oleh Inggris untuk mengancam kedaulatan Indonesia. Konflik ini berlangsung selama beberapa tahun dan menyebabkan kerugian besar bagi kedua pihak.
Kesimpulan
Masa demokrasi terpimpin merupakan periode yang penuh dengan konfrontasi di Indonesia. Dominasi militer dalam pemerintahan, konflik ideologi dan politik, serta konfrontasi dengan negara tetangga menjadi ciri khas dari masa ini.
Periode ini tidak hanya meninggalkan bekas yang mendalam dalam sejarah bangsa, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Dengan memahami dan mengkaji masa-masa sulit ini, kita dapat memperkuat fondasi demokrasi untuk masa depan yang lebih baik.
Saya Nisrina Khalel, S.Si, Praktisi Pendidikan & S1 Pendidikan Biologi dari Universitas Negeri Padang. Fotografer, Videografer, Konten Kreator, dan Sekretaris di Yayasan Wakaf Edukasi Islami Pariaman. Penuh dedikasi pada kemanusiaan, pendidikan, lingkungan, dan budaya, merefleksikan cerita melalui tulisan, foto, dan video. Penulis di gen-z.biz.id.